Minggu, 02 November 2008

SMPN 1 Laguboti FASILITAS BERKUALITAS MINIM

SMPN 1 LAGUBOTI BERKUALITAS MINIM FASILITAS

Monang Naipospos [ Geliat SMP Negeri 1 Laguboti]

Anda alumni SMP Negeri 1 Laguboti? Atau setidaknya anda pernah melihat dan lintas di sekolah itu? Semasih Laguboti masih mengandalkan satu-satunya SMP Negeri perhatian masyarakat tertuju ke sekolah itu dan Sekolah Teknik Negeri Laguboti. Sekarang Sekolah Teknik itu sudah berubah menjadi SMK Negeri 1 yang sebelumnya disebut Sekolah Menengah Industri Kerajinan.

Kembali ke SMP Negeri 1 Laguboti. Sekolah ini masih idola sampai saat ini walaupun Laguboti sudah memiliki 4 SMP Negeri. Alumni sekolah ini sudah banyak yang berhasil, dan sampai saat ini masih mampu berkompetisi mengenai kualitas pendidikan. Tidak heran bila pemerintah menetapkan sekolah ini peserta program Sekolah Standard Nasional. Predikat itu akan diberikan setelah evaluasi 3 tahun ke depan.

Sayang seribu kali sayang, bila predikat itu akan gagal dicapai bukan karena hasil didikan tidak berkualitas, tapi bila sarana prasarana tidak dipenuhi.

Gedung sekolah itu dulunya dari kayu, dan sampai saat ini sebagian masih dipertahankan, yang kondisinya sudah lapuk. Sekolah itu berada di areal 1.965 m2. Semua halaman walau terbilang sempit yang dulunya dipakai apel pagi sekarang sudah ditumbuhi gedung ruang kelas bertingkat. Sekitar sekolah itu hanya difasilitasi lorong sempit untuk menghubungkan ruangan dengan ruangan lainnya. Memprihatinkan bila dikaji dari tata lingkungan standar sekolah dan pemukiman.

Tak salah bunda mengandung, buruk suratan tangan sendiri, barangkali tepat untuk nasib sekolah ini yang tidak memiliki areal pengembangan fasilitas belajar.
Walau fasilitas minim, mutu pendidikan tetap dipertahankan. Sekolah itu pernah ditawarkan pemerintah pusat bangunan laboratorium, tapi karena tidak ada tempat akhirnya dialihkan ke sekolah lain. Jangan heran bila saat ini sekolah itu tidak memiliki laboratorium kimia dan perpustakaan yang merupakan salah satu komponen untuk mendapatkan predikat Sekolah Standar Nasional. Sebelum halaman sekolah itu dijejali bangunan ruang kelas bertingkat, mereka cukup berpengalaman memijam ruang belajar dari fasilitas pendidikan milik gereja HKBP.
Yang sangat menyedihkan, toilet sekolah itu menumpang di areal pihak lain.

Apa yang akan dilakukan tiga tahun ke depan untuk memperjuangkan Standard Nasional itu?
B. Tambunan SPd telah mencoba mewacanakan ke pihak HKBP yang memiliki lokasi yang luas dibelakang sekolah itu. Lokasi itu kosong dan dipinjam untuk apel pagi. Dulunya digunakan untuk kegiatan pendidikan. Terdapat bangunan tua disana dari kayu yang sudah lapuk dan hendak roboh. Belum ada respon. Barangkali pak Tambunan akan meneruskan niatnya memohon secara resmi dan dukungan Pemerintah Kabupaten. Bila tanah itu diberikan kepada pemerintah untuk pengembangan pendidikan, maka SMP 1 Laguboti tidak akan kewalahan menghadapi persyaratan Standar Nasional.

Tambunan yang dulunya guru di sekolah itu mengharapkan peran putra Laguboti khususnya alumni sekolah itu ikut berperan memperjuangkan pengambangan kualitas pendidikan dan sarana sekolah itu.

Prestasi siswa sekolah itu patut diperhitungkan. Tahun 2007 ini dua orang siswanya mengikuti olimpiade sains di propinsi. Dibidang kesenian juga sering mendapat kejuaraan.

Bila pihak HKBP tidak respon lagi untuk memajukan pendidikan dengan mendukung program SMP Negeri 1 Laguboti maka kelak mereka akan melakukan apel pagi di jalan raya ;-)

Halaman mini Bangunan lama dan kamar mandi di lahan orang Halaman apel pagi milik HKBP dan bangunan lama yang terlantar "Mari kita berjuang bersama"

Tidak ada komentar: